Kudus merupakan kabupaten terkecil di
Jawa Tengah dengan luas wilayah mencapai 42.516 Ha atau sekitar 1,31 persen
dari luas Provinsi Jawa Tengah. 48,40% merupakan lahan sawah dan 51,60% adalah
bukan sawah. Secara administratif, Kabupaten Kudus terbagi dalam 9 kecamatan,
123 desa, 9 kelurahan. Letak Kabupaten Kudus berada di antara Kabupaten Jepara,
Kabupaten Pati, Kabupaten Demak, dan Grobogan.
Sejarah Kota Kudus tidak terlepas dari Sunan
Kudus hal ini di tunjukan oleh Skrip yang terdapat pada Mihrab di Masjid
Al-Aqsa Kudus ( Majid Menara), di ketahui bahwa bangunan masjid tersebut
didirikan pada tahun 956 H atau 1549 M.
Mengenai asal usul nama Kudus menurut dongeng /
legenda yang hidup dikalangan masyarakat setempat ialah, bahwa dahulu Sunan
Kudus pernah pergi naik haji sambil menuntut ilmu di Tanah Arab, kemudian
beliau pun mengajar pula di sana. Pada suatu masa, di Tanah Arab konon berjangkit
suatu wabah penyakit yang membahayakan, penyakit tersebut menjadi reda berkat
jasa Sunan Kudus. Olek karena itu, seorang amir di sana berkenan untuk
memberikan suatu hadiah kepada beliau, akan tetapi beliau menolak, hanya
sebagai kenang-kenangan beliau meminta sebuah batu. Batu tersebut menurut sang
amir berasal dari kota Baitul Makdis atau Jeruzalem (Al Quds), maka sebagai
peringatan kepada kota dimana Ja’far Sodiq hidup serta bertempal tinggal,
kemudian diberikan nama Kudus.
Kudus awalnya desa kecil di tepi Sungai Gelis, bernama
Desa Tajug. Warga hidup dari bertani, membuat batu bata, dan menangkap ikan.
Setelah kedatangan Sunan Kudus, desa kecil itu dikenal
sebagai Al-Quds yang berarti Kudus. Sunan Kudus yang gemar berdagang
menumbuhkan Kudus menjadi kota pelabuhan sungai dan perdagangan di jalur perdagangan
Sungai Gelis - Sungai Wulan - Pelabuhan Jepara.
Pedagang dari Timur Tengah, Tiongkok, dan pedagang antar pulau dari sejumlah
daerah di Nusantara berdagang kain, barang pecah belah, dan hasil pertanian di
Tajug. Warga Tajug juga terinspirasi filosofi yang dihidupi Sunan Kudus, Gusjigang. Gus berarti bagus,
ji berarti mengaji, dan
gang berarti berdagang.
Melalui filosofi itu, Sunan Kudus menuntun masyarakat menjadi orang
berkepribadian bagus, tekun mengaji, dan mau berdagang. Dari pembauran lewat
sarana perdagangan dan semangat ”gusjigang” itulah masyarakat Kudus mengenal
dan mampu membaca peluang usaha. Dua di antaranya usaha batik dan jenang.
Kudus merupakan daerah
industri dan perdagangan, dimana sektor ini mampu menyerap banyak tenaga kerja
dan memberikan kontribusi yang besar terhadap PDRB. Jiwa dan semangat wirausaha
masyarakat diakui ulet, semboyan jigang (ngaji dagang) yang dimiliki masyarakat
mengungkapkan karakter dimana disamping menjalankan usaha ekonomi juga
mengutamakan mencari ilmu. Dilihat dari peluang investasi bidang pariwisata, di
Kabupaten Kudus terdapat beberapa potensi yang bisa dikembangkan baik itu
wisata alam, wisata budaya maupun wisata religi. Bidang agrobisnis juga ikut
memberikan citra pertanian Kudus. Jeruk Pamelo dan Duku Sumber merupakan buah
lokal yang tidak mau kalah bersaing dengan daerah lain. Dalam hal seni dan
budaya, Kudus mempunyai ciri khas yang membedakan Kudus dengan daerah lain.
Diantaranya adalah seni arsitektur rumah adat Kudus, kekhasan produk bordir dan
gebyog Kudus. Keanekaragaman potensi yang dimiliki Kudus diharapkan mampu
menarik masyarakat luar untuk bersedia hadir di Kudus.
Julukan Kudus
Kabupaten Kudus memiliki
beberapa julukan, yaitu:
·
Kota Semarak
Kudus memiliki semboyan
"Semarak", kependekan dari "Sehat, Elok, Maju, Aman, Rapi, Asri,
dan Konstitusional", sebagai slogan pemeliharaan keindahan kota
·
Kota Santri
Karena banyak yang
menjadi santri di Kabupaten Kudus. Kabupaten ini juga menjadi pusat perkembangan
agama Islam pada
abad pertengahan dengan landmark Masjid Menara. Hal itu dapat dilihat dari
terdapatnya lima makam yaitu Kyai Telingsing, Sunan Kudus, Sunan Muria, Sunan
Kedu, Syeh Syadzili.
·
Kota Kretek
Karena Kudus terdapat
banyak pabrik rokok di antaranya: Djarum, Sukun, Jambu Bol, dll.
·
Kota Jambu Bol
Kota ini sangat terkenal
dengan hasil pertanian jambunya terutama Jambu bol,
bahkan jambu bol menjadi flora identitas resmi Kabupaten Kudus.
·
Taste of Java
Untuk kepentingan
pemasaran pariwisata, Mantan Bupati Kudus HM Tamzil mengambil slogan pariwisata Kudus, The Taste of Java (Rasanya Jawa)
sebagai upaya pencitraan kota Kudus sebagai pusat oleh-oleh Jawa.
·
Yerusalem van Java
Masjid Menara Kudus terdapat
batu dari daerah Yerusalem (Palestina) yang batu tersebut dibawa oleh Sunan Kudus,
oleh karena itu masjid yang dibangun Sunan Kudus diberi
nama Masjid Al-Aqsa seperti Masjid yang berada di Yerusalem.
Pariwisata di kota Kudus
Wisata Religi dan Budaya :
- Masjid Menara Kudus yang dibangun pada abad ke-16, bangunan ini
memiliki paduan arsitektur Jawa, Hindu, dan Islam.
- Makam Sunan Kudus (di kota Kudus) salah satu walisanga (penyebar
agama Islam di tanah Jawa)
- Makam Sunan Muria (di daerah Colo Kecamatan Dawe). Juga salah satu
walisanga (penyebar agama Islam di tanah Jawa)
Wisata alam:
- Air Terjun Monthel di Colo kecamatan Dawe.
- Puncak Songolikur (di Rahtawu kecamatan Gebog) Puncak tertinggi
dari gunung Muria.
- Puncak-gunung Muria lainnya yang sering di kunjungi, seperti Puncak
Argojembangan, Argowiloso. Keduanya terdapat di kecamatan Dawe.
- Air Tiga Rasa (Rejenu) dan makam Syeh Sadzili. Terdapat di Japan
kecamatan Dawe.
- Pesanggrahan Colo (Colo) Kecamatan Dawe
- Bumi Perkemahan Abiyoso di Menawan kecamatan Gebog.
- Bumi Perkemahan Kajar (Kajar kecamatan Dawe)
Lainnya:
- Museum Kretek bukti sejarah Kudus sebagai kota penghasil rokok
kretek terbesar di Indonesia (PT Djarum, PT Nojorono, PR Sukun, PR Jambu
Bol, PR Pamor, PR Djanur Kuning).
- Kinder Garten
- Replika Menara
- Bangunan khas Kudus dikenal dengan nama Gebyog Kudus.
Angka Kunjungan Wisata
No
|
Obyek Wisata
|
Jumlah Pengunjung
|
||
2010
|
2011
|
2012
|
||
1
|
Menara Kudus
|
240.178
|
49.242
|
142.676
|
2
|
Colo
|
521.689
|
682.205
|
522.899
|
3
|
Tugu Identitas
|
998
|
10.906
|
5.709
|
4
|
Kolam Renang Notosari
|
20.774
|
79.057
|
74.181
|
5
|
Kolam Renang GOR
|
9.325
|
-
|
-
|
6
|
Krida Wisata
|
65.333
|
54.527
|
40.967
|
7
|
Museum Kretek
|
10.514
|
1.717
|
-
|
8
|
Kolam renang Griptha
|
55.724
|
45.267
|
-
|
9
|
Air Terjun Montel
|
1.803
|
2.747
|
3.311
|
10
|
Hutan wisata Kajar
|
2.189
|
2.915
|
2.395
|
Jumlah
|
928.527
|
928. 583
|
792.138
|
Makanan dan jajanan khas Kudus
· Sate
Kerbau: sate yang terbuat dari daging kerbau. Daging disajikan tidak
dalam bentuk biasanya, tetapi daging dipotong dan dicincang halus dan
dilekatkan pada batang sate dengan bumbu kecap, kelapa (srundeng) dan kacang,
rasanya mirip dengan dendeng.
· Jenang
Kudus: orang biasanya memanggil "dodol" tapi dengan tekstur
dan rasa berbeda dengan dodol yang ada.
· Lentog:
makanan khas pagi orang kudus terdiri dari tahu semur, telur, lontong dan sayur
lodeh (buah nangka muda). Dahulu, penjualnya berasal dari Desa Tanjungkarang
(Tanjung), namun kini telah menyebar ke seluruh pelosok kota Kudus. Yang unik
dari lentog adalah ukuran lontongnya yang sebesar betis orang dewasa.
· Ayam
Bakar Colo: ayam bakar kampung khas yg ada hanya di pegunungan Colo
disajikan biasanya dengan pecel bunga turi dan daun pakis pegunungan
· Ayam
goreng Kliwon Kasmini : makanan malam orang Kudus terdiri dari tahu semur dan ayam
goreng dengan bumbu khas, merupakan langganan para pejabat dan orang terkenal
di kudus. juga merupakan langganan dari polisi lalu lintas setelah dapat uang
banyak dari hasil operasi lalu lintas.
· Soto
Kudus: soto di Kudus terkenal hanya dua macam, soto ayam dan soto
kerbau. Berbeda dengan soto-soto lainnya, soto kudus cenderung berasa manis dan
sedikit lebih encer, dan merupakan kesalahan yang mengaku soto kudus (banyak di
kota-kota besar) tapi dengan daging sapi itu bukan khas dari Kudus. Karena di
kudus ada kepercayaan daerah yang melarang penyembelihan sapi.
· Tahu
Telur: hampir sama dengan tahu telor magelang atau tahu gimbal
Semarang. Pada malam hari, para pedagang tahu telor ini bisa ditemui di
sepanjang jalan Sunan Kudus. Terutama di depan Rumah Tahanan Negara (Rutan)
Kudus. Biasa disebut juga dengan Tahundog.
· Opor
Panggang: Opor ayam yang kemudian dipanggang, disajikan dengan beberapa
lauk tambahan. Makanan ini juga hanya tersedia di pagi hari.
· Lontong
tahu:
hidangan ini hampir sama dengan tahu telur. Perbedaannya, tidak ditambahkan
telur seperti layaknya tahu gimbal dari Semarang. Tahu putih khas kudus,
digoreng setengah matang atau matang tergantung pesanan pembeli. Dipotong dadu
lalu diberi tambahan nasi atau lontong sesuai selera. Dipupuki dengan kecambah
rebus dan seledri rajang yang mebmeri aroma segar. Jika Anda suka 'cungor' atau
bibir sapi yang dibacem, Anda bisa minta penjual untuk menambah rajangan
cungor. Setelah itu, bumbu kecap yang memiliki aroma bawang putih yang sedap
disiramkan.
Potensi
·
Industri sepatu & sandal, di Desa Krandon
·
Industri Batik Kudus, di Desa Karangmalang
·
Industri tas & bordir, di Desa Peganjaran
·
Industri kopi jetak,
di Desa Jetak Kedungdowo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar