daun

Selasa, 07 Oktober 2014

Seputar Kota Kudus


Kudus merupakan kabupaten terkecil di Jawa Tengah dengan luas wilayah mencapai 42.516 Ha atau sekitar 1,31 persen dari luas Provinsi Jawa Tengah. 48,40% merupakan lahan sawah dan 51,60% adalah bukan sawah. Secara administratif, Kabupaten Kudus terbagi dalam 9 kecamatan, 123 desa, 9 kelurahan. Letak Kabupaten Kudus berada di antara Kabupaten Jepara, Kabupaten Pati, Kabupaten Demak, dan Grobogan.
Sejarah Kota Kudus tidak terlepas dari Sunan Kudus hal ini di tunjukan oleh Skrip yang terdapat pada Mihrab di Masjid Al-Aqsa Kudus ( Majid Menara), di ketahui bahwa bangunan masjid tersebut didirikan pada tahun 956 H atau 1549 M.
Mengenai asal usul nama Kudus menurut dongeng / legenda yang hidup dikalangan masyarakat setempat ialah, bahwa dahulu Sunan Kudus pernah pergi naik haji sambil menuntut ilmu di Tanah Arab, kemudian beliau pun mengajar pula di sana. Pada suatu masa, di Tanah Arab konon berjangkit suatu wabah penyakit yang membahayakan, penyakit tersebut menjadi reda berkat jasa Sunan Kudus. Olek karena itu, seorang amir di sana berkenan untuk memberikan suatu hadiah kepada beliau, akan tetapi beliau menolak, hanya sebagai kenang-kenangan beliau meminta sebuah batu. Batu tersebut menurut sang amir berasal dari kota Baitul Makdis atau Jeruzalem (Al Quds), maka sebagai peringatan kepada kota dimana Ja’far Sodiq hidup serta bertempal tinggal, kemudian diberikan nama Kudus.
Kudus awalnya desa kecil di tepi Sungai Gelis, bernama Desa Tajug. Warga hidup dari bertani, membuat batu bata, dan menangkap ikan. Setelah kedatangan Sunan Kudus, desa kecil itu dikenal sebagai Al-Quds yang berarti Kudus. Sunan Kudus yang gemar berdagang menumbuhkan Kudus menjadi kota pelabuhan sungai dan perdagangan di jalur perdagangan Sungai Gelis - Sungai Wulan - Pelabuhan Jepara.
Pedagang dari Timur Tengah, Tiongkok, dan pedagang antar pulau dari sejumlah daerah di Nusantara berdagang kain, barang pecah belah, dan hasil pertanian di Tajug. Warga Tajug juga terinspirasi filosofi yang dihidupi Sunan Kudus, Gusjigang. Gus berarti bagus, ji berarti mengaji, dan gang berarti berdagang. Melalui filosofi itu, Sunan Kudus menuntun masyarakat menjadi orang berkepribadian bagus, tekun mengaji, dan mau berdagang. Dari pembauran lewat sarana perdagangan dan semangat ”gusjigang” itulah masyarakat Kudus mengenal dan mampu membaca peluang usaha. Dua di antaranya usaha batik dan jenang.

Kudus merupakan daerah industri dan perdagangan, dimana sektor ini mampu menyerap banyak tenaga kerja dan memberikan kontribusi yang besar terhadap PDRB. Jiwa dan semangat wirausaha masyarakat diakui ulet, semboyan jigang (ngaji dagang) yang dimiliki masyarakat mengungkapkan karakter dimana disamping menjalankan usaha ekonomi juga mengutamakan mencari ilmu. Dilihat dari peluang investasi bidang pariwisata, di Kabupaten Kudus terdapat beberapa potensi yang bisa dikembangkan baik itu wisata alam, wisata budaya maupun wisata religi. Bidang agrobisnis juga ikut memberikan citra pertanian Kudus. Jeruk Pamelo dan Duku Sumber merupakan buah lokal yang tidak mau kalah bersaing dengan daerah lain. Dalam hal seni dan budaya, Kudus mempunyai ciri khas yang membedakan Kudus dengan daerah lain. Diantaranya adalah seni arsitektur rumah adat Kudus, kekhasan produk bordir dan gebyog Kudus. Keanekaragaman potensi yang dimiliki Kudus diharapkan mampu menarik masyarakat luar untuk bersedia hadir di Kudus.
Julukan Kudus
Kabupaten Kudus memiliki beberapa julukan, yaitu:
·         Kota Semarak
Kudus memiliki semboyan "Semarak", kependekan dari "Sehat, Elok, Maju, Aman, Rapi, Asri, dan Konstitusional", sebagai slogan pemeliharaan keindahan kota
·         Kota Santri
Karena banyak yang menjadi santri di Kabupaten Kudus. Kabupaten ini juga menjadi pusat perkembangan agama Islam pada abad pertengahan dengan landmark Masjid Menara. Hal itu dapat dilihat dari terdapatnya lima makam yaitu Kyai Telingsing, Sunan Kudus, Sunan Muria, Sunan Kedu, Syeh Syadzili.
·         Kota Kretek
Karena Kudus terdapat banyak pabrik rokok di antaranya: Djarum, Sukun, Jambu Bol, dll.
·         Kota Jambu Bol
Kota ini sangat terkenal dengan hasil pertanian jambunya terutama Jambu bol, bahkan jambu bol menjadi flora identitas resmi Kabupaten Kudus.
·         Taste of Java
Untuk kepentingan pemasaran pariwisata, Mantan Bupati Kudus HM Tamzil mengambil slogan pariwisata Kudus, The Taste of Java (Rasanya Jawa) sebagai upaya pencitraan kota Kudus sebagai pusat oleh-oleh Jawa.
·         Yerusalem van Java
Masjid Menara Kudus terdapat batu dari daerah Yerusalem (Palestina) yang batu tersebut dibawa oleh Sunan Kudus, oleh karena itu masjid yang dibangun Sunan Kudus diberi nama Masjid Al-Aqsa seperti Masjid yang berada di Yerusalem.


Pariwisata di kota Kudus
Wisata Religi dan Budaya :
  • Masjid Menara Kudus yang dibangun pada abad ke-16, bangunan ini memiliki paduan arsitektur Jawa, Hindu, dan Islam.
  • Makam Sunan Kudus (di kota Kudus) salah satu walisanga (penyebar agama Islam di tanah Jawa)
  • Makam Sunan Muria (di daerah Colo Kecamatan Dawe). Juga salah satu walisanga (penyebar agama Islam di tanah Jawa)
Wisata alam:
  • Air Terjun Monthel di Colo kecamatan Dawe.
  • Puncak Songolikur (di Rahtawu kecamatan Gebog) Puncak tertinggi dari gunung Muria.
  • Puncak-gunung Muria lainnya yang sering di kunjungi, seperti Puncak Argojembangan, Argowiloso. Keduanya terdapat di kecamatan Dawe.
  • Air Tiga Rasa (Rejenu) dan makam Syeh Sadzili. Terdapat di Japan kecamatan Dawe.
  • Pesanggrahan Colo (Colo) Kecamatan Dawe
  • Bumi Perkemahan Abiyoso di Menawan kecamatan Gebog.
  • Bumi Perkemahan Kajar (Kajar kecamatan Dawe)
Lainnya:
  • Museum Kretek bukti sejarah Kudus sebagai kota penghasil rokok kretek terbesar di Indonesia (PT Djarum, PT Nojorono, PR Sukun, PR Jambu Bol, PR Pamor, PR Djanur Kuning).
  • Kinder Garten
  • Replika Menara
  • Bangunan khas Kudus dikenal dengan nama Gebyog Kudus.

Angka Kunjungan Wisata
No
Obyek Wisata
Jumlah Pengunjung
2010
2011
2012
1
Menara Kudus
240.178
49.242
142.676
2
Colo
521.689
682.205
522.899
3
Tugu Identitas
998
10.906
5.709
4
Kolam Renang Notosari
20.774
79.057
74.181
5
Kolam Renang GOR
9.325
-
-
6
Krida Wisata
65.333
54.527
40.967
7
Museum Kretek
10.514
1.717
-
8
Kolam renang Griptha
55.724
45.267
-
9
Air Terjun Montel
1.803
2.747
3.311
10
Hutan wisata Kajar
2.189
2.915
2.395

Jumlah
928.527
928. 583
792.138
               
Makanan dan jajanan khas Kudus
·  Sate Kerbau: sate yang terbuat dari daging kerbau. Daging disajikan tidak dalam bentuk biasanya, tetapi daging dipotong dan dicincang halus dan dilekatkan pada batang sate dengan bumbu kecap, kelapa (srundeng) dan kacang, rasanya mirip dengan dendeng.
·  Jenang Kudus: orang biasanya memanggil "dodol" tapi dengan tekstur dan rasa berbeda dengan dodol yang ada.
·   Lentog: makanan khas pagi orang kudus terdiri dari tahu semur, telur, lontong dan sayur lodeh (buah nangka muda). Dahulu, penjualnya berasal dari Desa Tanjungkarang (Tanjung), namun kini telah menyebar ke seluruh pelosok kota Kudus. Yang unik dari lentog adalah ukuran lontongnya yang sebesar betis orang dewasa.
·  Ayam Bakar Colo: ayam bakar kampung khas yg ada hanya di pegunungan Colo disajikan biasanya dengan pecel bunga turi dan daun pakis pegunungan
·    Ayam goreng Kliwon Kasmini : makanan malam orang Kudus terdiri dari tahu semur dan ayam goreng dengan bumbu khas, merupakan langganan para pejabat dan orang terkenal di kudus. juga merupakan langganan dari polisi lalu lintas setelah dapat uang banyak dari hasil operasi lalu lintas.
·   Soto Kudus: soto di Kudus terkenal hanya dua macam, soto ayam dan soto kerbau. Berbeda dengan soto-soto lainnya, soto kudus cenderung berasa manis dan sedikit lebih encer, dan merupakan kesalahan yang mengaku soto kudus (banyak di kota-kota besar) tapi dengan daging sapi itu bukan khas dari Kudus. Karena di kudus ada kepercayaan daerah yang melarang penyembelihan sapi.
·   Tahu Telur: hampir sama dengan tahu telor magelang atau tahu gimbal Semarang. Pada malam hari, para pedagang tahu telor ini bisa ditemui di sepanjang jalan Sunan Kudus. Terutama di depan Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kudus. Biasa disebut juga dengan Tahundog.
·   Opor Panggang: Opor ayam yang kemudian dipanggang, disajikan dengan beberapa lauk tambahan. Makanan ini juga hanya tersedia di pagi hari.
·  Lontong tahu: hidangan ini hampir sama dengan tahu telur. Perbedaannya, tidak ditambahkan telur seperti layaknya tahu gimbal dari Semarang. Tahu putih khas kudus, digoreng setengah matang atau matang tergantung pesanan pembeli. Dipotong dadu lalu diberi tambahan nasi atau lontong sesuai selera. Dipupuki dengan kecambah rebus dan seledri rajang yang mebmeri aroma segar. Jika Anda suka 'cungor' atau bibir sapi yang dibacem, Anda bisa minta penjual untuk menambah rajangan cungor. Setelah itu, bumbu kecap yang memiliki aroma bawang putih yang sedap disiramkan.
Potensi
·         Pertanian jambu bol, di Desa Jati
·         Pertanian duku Sumber, di Desa Hadipolo
·         Pertanian rambutan, di Desa Margorejo
·         Pertanian durian Dawe, di Kecamatan Dawe
·         Pertanian mangga Menawan, di Desa Menawan
·         Kerajinan bordir, di Desa Janggalan
·         Industri jenang Kudus, di Desa Kaliputu
·         Industri sepatu & sandal, di Desa Krandon
·         Industri Batik Kudus, di Desa Karangmalang
·         Industri tas & bordir, di Desa Peganjaran
·         Industri kopi jetak, di Desa Jetak Kedungdowo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar