daun

Rabu, 15 Oktober 2014

Pesona Batik Kudus


Batik Kudus adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia, umumnya jawa dan khususnya daerah kudus dan sekitarnya. Orang-orang Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan. 

Batik  Jawa mempunyai motif-motif yang berbeda-beda, termasuk batik kudus yang sekarang sedang berkembang.
Pada era tahun 1935 batik Kudus sudah mulai ada dan berkembang pesat pada era 1970an. Corak dan motif batik Kudus sangat beragam karena pada masa itu pengrajin batik Kudus ada yang dari etnis keturunan Cina dan pengrajin penduduk asli atau pribumi.
Batik Kudus coraknya lebih condong ke batik pesisiran ada kemiripan dengan batik Pekalongan maupun Lasem karena secara geografis Kudus berdekatan. Batik Kudus yang dibuat oleh pengrajin Cina dikenal dengan batik nyonya atau batik saudagaran, yang mempunyai ciri khas kehalusan dan kerumitannya dengan isen-isennya. Dan kebanyakan dipakai oleh kalangan menengah ke atas, motif yang dibuat coraknya lebih ke arah perpaduan antara batik pesisir dan batik mataraman (warna sogan).
Batik Kudus yang dibuat oleh pengrajin asli Kudus atau pribumi dipengaruhi oleh budaya sekitar dan coraknya juga dipengaruhi batik pesisiran. Motif yang dibuat mempunyai arti ataupun kegunaan misalnya untuk acara akad nikah ada corak Kudusan seperti busana kelir, burung merak dan adapula motif yang bernafaskan budaya Islam atau motif Islamic Kaligrafi. Motif yang bernafaskan kaligrafi karena dipengaruhi sejarah walisongo yang berada di Kudus yaitu Sunan Kudus (Syech Dja’far Shodiq) dan Sunan Muria (Raden Umar Said), corak yang bernafaskan Islam karena pengrajin batik banyak berkembang disekitar wilayah Sunan Kudus atau dikenal dengan Kudus Kulon.
Salah satu motif yang juga sangat dikenal di Kudus adalah motif kapal kandas menurut sejarah yang dituturkan juru kunci Gunung Muria ada kaitan dengan sejarah kapal dampo awang milik Sampokong yang kandas di Gunung Muria, menurut sejarahnya pada masa itu terjadi perdebatan antara Sunan Muria (Raden Umar Said) dengan Sampokong.
Menurut Sampokong gunung yang dilewati adalah merupakan lautan tetapi Sunan Muria keyakinan itu adalah gunung sampai akhirnya kapal Dampo Awang kandas di Gunung Muria. Kapal tersebut membawa rempah-rempah dan tanaman obat-obatan yang sampai sekarang tumbuh subur di Gunung Muria salah satunya adalah buah parijoto yang diyakini oleh masyarakat sekitar untuk acara 7 bulanan supaya anaknya bagus rupawan.
Dan diantara tumbuhan yang ada di Gunung Muria adalah pohon Pakis Haji yang pada zaman Sunan Muria dipakai sebagai salah satu tongkat Sunan Muria dan sampai sekarang kayu pakis haji diyakini oleh masyarakat sekitar bisa mengusir hama salah satunya tikus, karena motif tersebut mempunyai alur seperti ular dan ukiran seperti kaligrafi.

Pada era 80an Batik Kudus mengalami kemunduran karena sudah tidak ada pengrajin yang berproduksi lagi karena adanya perkembangan batik printing maka pengrajin batik Kudus banyak yang gulung tikar dan akhirnya masyarakat Kudus lebih senang bekerja sebagai buruh pabrik rokok karena banyaknya industri rokok di Kudus.

Selasa, 14 Oktober 2014

Wisata Air Terjun Montel di Kudus

Air terjun montel merupakan salah satu Obyek Wisata Alam air terjun yang terletak di lereng gunung muria. Letak dari air terjun ini pun cukup lumayan tinggi, karena terdapat di atas makan Sunan Muria. Sebagian Lereng gunung Muria merupakan daerah wilayah kabupaten Kudus, Jawa tengah. Untuk menuju ke objeck wisata tersebut kita hanya butuh waktu 30-60 menit dari pusat kota Kudus.  Sungguh air terjun yang begitu menakjudkan karena air terjun ini tergolong tinggi.

Jalan untuk akses menuju air terjun ini sudah cukup terawat jadi memang sudah ada pembanguna jalan bagi para pejalan kaki. Sehingga lebih membuat para pelancong  lebih nyaman. Nkita cukup membayar Rp. 5.000 saja kita sudah dapat menikmati 3 objek wisata salah satunya adalah air terjun montel ini. Frekuensi pengunjungnya pun lumayan banyak ketika weekend dan hari libur . Masih terlihat asri air terjun ini tapi sayang sudah terdapat coretan coretan tangan tak bertanggung jawab di atas batu batu besar di bawah air terjun tersebut.  Tapi tidak mengurangi eksotisme air terjun ini. Begitu sangat asri dan indah patut di coba.
Salah satu kota d Jawa Tengah, selain terkenal akan industri rokoknya di kota itu juga ada objek wisata Air Terjun Montel. Air terjun ini terletak di daerah Colo yang berjarak kurang lebih 18 Km dari kota Kudus. Untuk mencapai kokasi air terjun ada beberapa alternatif selain dengan kendaraan pribadi ada pula angkutan untuk menuju ke sana. Untuk kendaraan pribadi tidak bisa sampai langsung di lokasi air terjun mengingat jalan yang sempit dan curam untuk menuju ke lokasi. Mobil pribadi bisa parkir di area parkir yang telah tersedia dan untuk sampai ke sana disambung dengan ojek yang bertarif 7000 rupiah sekali jalan. Untuk masuk ke lokasi air terjun sendiri kita harus membayar sejumlah 5000 rupiah..

Air terjun ini cukup tinggi juga namun lokasi di sekitar nya tidak cukup luas, kebetulan pada hari itu cukup sepi. Dari pintu masuk kita masih harus berjalan kaki kurang lebih 500 meter untuk sampai di lokasi air terjun tersebut. Sayang, banyak nya pipa-pipa air yang bergantungan di situ agak sedikit mengurangi keindahan Air Terjun Montel.


Sumber: Muria News

Minggu, 12 Oktober 2014

Larangan Menyembelih Sapi Pada Hari Raya Kurban Di Kudus, Mengapa?



Bagi masyarakat muslim, khususnya umat muslim di Indonesia, merayakan hari raya tak lengkap rasanya jika tak menghidangkan sajian istimewa. Mulai dari ketupat, opor ayam, rendang dan aneka macam olahan daging lainnya. Apalagi, saat hari raya Idul Adha tiba. Hampir seluruh umat muslim menikmati aneka masakan dari daging kurban.

Berbicara tentang hari raya, khususnya hari raya Idul Adha, ada sebuah mitos unik yang berlaku bagi masyarakat Kota Kudus. Di beberapa daerah Indonesia, saat hari raya Idul Fitri atau Idul Adha menyembelih hewan sapi adalah hal yang lumrah. Tapi, tidak demikian bagi warga Kudus. Pasalnya, menyembelih Sapi bagi masyarakat Kudus adalah hal yang dilarang. Mengapa demikian?

Sapi Sebagai Simbol Agama Hindu

Jauh sebelum Islam datang, kota Kudus dahulu hanyalah sebuah hutan belantara yang tidak berpenghuni. Namun, setelah muncul kerajaan Majapahit dan Kudus menjadi bagian dari wilayah Majapahit, satu persatu orang mulai datang ke hutan itu dan bermukim di sana.

Majapahit merupakan salah satu kerajaan Hindu di Pulau Jawa. Jadi, tak heran jika sebelum Islam datang, sebagian besar masyarakat Kudus memeluk agama Hindu dan sebagian lagi memeluk agama Budha. Hal ini bisa dilihat dari bentuk menara Kudus yang merupakan akulturasi dari perpaduan Islam, Hindu dan Budha.





Sebenarnya sebelum Sunan Kudus datang menyebarkan agama Islam di Kota Kudus, wilayah itu sudah dihuni oleh seorang keturunan Tiongkok (Cina) bernama The Ling Sing. Kini, nama The Ling Sing lebih dikenal sebagai Kyai Telingsing dan namanya diabadikan menjadi nama jalan di Kota Kudus. Meski The Ling Sing adalah seorang Cina muslim, bukan berarti etnis Cina di Kudus semuanya beragama muslim. Masyarakat Kudus sangat menjunjung tinggi toleransi beragama. Hal ini terbukti dari keberadaan sebuah klenteng Hok Ling Bio yang berdiri tak jauh dari masjid menara Kudus.

Setelah Sunan  Kudus datang, proses penyebaran Islam di kota ini sangat cepat. Sunan Kudus menggunakan pendekatan struktural yaitu dengan cara mengislamkan penguasa atau ikut terlibat dalam pendirian kekuasaan baru, seperti Kesultanan Demak dan Cirebon. Selain itu, Sunan Kudus juga menggunakan strategi dakwah yang unik. Salah satunya adalah dengan mengikat sapi di halaman masjid.

Dalam kepercayaan umat Hindu, sapi adalah binatang yang sangat dihormati dan dimuliakan. Jadi, saat itu jarang sekali masyarakat Kudus yang memiliki sapi. Sapi hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu yaitu para pemuka agama Hindu. Dengan mengikat seekor sapi bernama Kebo Gumarang di halaman masjid, orang-orang pun berbondong-bondong berdatangan ke masjid. Tujuan awal mereka adalah menghampiri sapi yang langka tersebut. Kemudian, saat orang-orang sudah ramai berkumpul di masjid, Sunan Kudus pun mulai berdakwah dengan memberikan penjelasan tentang surat Al Baqarah yang berarti ‘sapi betina’. Sunan Kudus juga menggubah cerita-cerita ketauhidan. Kisah tersebut disusun secara berseri, sehingga masyarakat tertarik untuk mengikuti kelanjutannya. Sebuah pendekatan yang tampaknya mengadopsi cerita 1001 malam dari masa kekhalifahan Abbasiyah.

Meski dalam Islam menyembelih sapi adalah hal yang dihalalkan, tapi untuk menghormati warga Hindu yang tinggal di Kota Kudus saat itu, Sunan Kudus melarang masyarakat Kudus menyembelih sapi. Hingga sekarang masyarakat Kudus masih menghormati larangan itu meski sebagian besar masyarakatnya sudah Islam. Dengan metode dakwah seperti itu, agama Islam dapat diterima oleh sebagian besar masyarakat Kudus. Hal ini membuktikan bahwa Sunan Kudus lebih mengedapankan toleransi dan harmoni daripada konflik dalam menyiarkan agama Islam.


Tujuh Puncak Yang Berbalut Mitos


KUDUS-Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog, Kudus, paling mudah (dan satu-satunya akses) dijangkau dari Desa Menawan,Gebog, yang terdapat di (bawah) selatannya. Mobil dan bahkan truk ukuran kecil (engkel) bisa melewati jalan tersebut.
Namun, terutama saat berpapasan dengan truk, mobil kecil seperti sedan atau mobil jenis MPV, harus ekstrahati-hati. Salah satu ban kendaraan yang berpapasan, apalagi bila kebetulan di tikungan, harus turun ke berm (badan jalan yang tak beraspal).
Tak sedang berpapasan pun, pengemudi harus dalam kosentrasi penuh. Jurang menganga yang kedalamannya ada yang sampai sekitar 300 meter di timur ruas jalan, tentunya bisa menjadi sesuatu problem yang sangat rawan. Ada pun di barat jalur tersebut, berjajar tebing terjal dengan kemiringan hingga 90 derajat, yang di beberapa bagian sering longsor saat musim hujan.
Di luar jalan normal, sesungguhnya, untuk mencapai kampung yang 22 kilometer jauhnya dari Kota Kudus itu, ada jalur tikus. Dulu jalur tersebut merupakan trek pasukan gerilya RI Macan Putih dalam perang melawan Belanda (clash 1 dan clash 2).
Jalur ini yakni, bisa dimulai dari Desa Soco, Kecamatan Dawe, yang terdapat di sebelah selatan Rahtawu serta Desa Ternadi (tenggara Rahtawu) yang juga kemudian menyambung dengan trek tikus hingga ke Kajar, Dawe (yang kemudian bertemu dengan jalur Kudus-Colo Gunung Muria).
Namanya saja jalur tikus, sudah barang tentu jalur tersebut hanya bisa dilalui dengan jalan kaki. Namun, dalam perkembangannya, sudah sekitar 1,5 tahun ini, jalur bersangkutan digunakan para peminat olahraga sepeda motor jenis trail untuk olahraga terabas.
Berpagar Gunung
Wilayah Rahtawu, bagai terdapat di area cekungan. Dari selatan ke utara serta timur ke barat, tapal batas wilayahnya secara administratif maupun dalam posisi geografis, seperti “berpagar” puncak gunung. Di beberapa bagian puncak atau tebing pagar desa itulah, yang seringkali longsor ketika diguyur hujan lebat.
“Puncak atau gunung tersebut ada tujuh, yakni Sapto Argo, Atas Angin, Kukusan, Puncak Sangalikur, Sapto Renggo, dan Ngiring-ngiring,’’ kata Kamituwa Rahtawu, Sugiarto. Di sebelah barat puncak Atas Angin dan utara Puncak Sangalikur, merupakan wilayah Kabupaten Jepara.
Dari tujuh puncak tersebut, mengalir banyak sungai yang merupakan sungai percabangan (anak sungai) Sungai Gelis. Karena itu,tak mengherankan bila terjadi longsor di puncak atau gunung bersangkutan, dapat dipastikan Sungai Gelis yang merupakan alur kali induknya, akan terjadi banjir.
Untaian puncak, jurang, dan sungai itu pada sisi lain “menciptakan” cerita legenda dan mitos. Entah siapa yang memulai, sehingga keadaannya bisa seperti sekarang, mitologi dan legenda di Rahtawu pada satu sisi menjadi semacam “magnet”. Memiliki daya tarik kepada banyak orang, dengan berbagai tujuan dan kepentingannya.
Jejak atau simbol mitologi tersebut, menurut tokoh masyarakat Sutrisno Kr, Kamituwa Sugiarto, serta Carik Sungkono, terdapat di banyak lokasi. Dari yang dekat dengan pusat desa dan mudah dijangkau, hingga yang belasan kilometer jauhnya dan harus ditempuh dengan merayap tebing berkemiringan 80 derajat.
Salah satu petilasan yang berupa punden, yakni Punden Lokosari yang berukuran 4x6 meter yang terdapat di RT 03 RW 2 amblas dan kemudian roboh diterjang longsor pada 21 Januari lalu. Pada musim kemarau berkepanjangan belasan tahu lalu, Puncak Sangalikur dan Abiyoso hangus dijilat api. Tak hanya longsor saat musim hujan.
Bambu Trembelang
Dalam konteks mitos dan legenda itulah, tiap berlangsung pergantian tahun baru jawa (syuro), ribuan orang dari Kudus, Jepara, Pati, Demak, Grobogan, Kendal, dan sebagian dari Solo dan sekitarnya, menyempatkan datang ke Rahtawu. Dan, mereka mendaki hingga ke Puncak Sangalikur. Di samping juga, tradisi sedekah bumi yang dilangsungkan pada bulan Apit.
Ketiga tokoh warga itu dan juga penduduk setempat meyakini, Puncak Sangalikur merupakan petilasan (lokasi atau jejak pertapaan) sejumlah tokoh yang digambarkan/diceriterakan dalam pewayangan. Antara lain Puntadewa, Nakula Sadewa, Sang Hyang Wenang, Manik Manumayasa, dan Ismaya.
Entah karena adanya petilasan dan legenda yang berkait dengan tokoh wayang tersebut atau sebab lainnya, di Rahtawu pantang menanggap pergelaran wayang. Warga masyarakat meyakini, bila ada yang nekat menanggap wayang, maka akan datang mara bahaya. Sebagai gantinya, warga yang punya hajat kebanyakan menanggap seni Tayub.
Petilasan yang dipercayai dan hingga kini digunakan warga masyarakat dalam bertapa untuk berbagai tujuan tersebut, juga tersebar di beberapa puncak atau tempat lainnya.
Petilasan yang tersebar di banyak tempat itu, ada yang berujud bangunan cungkup (beratap) makam, batu-batu besar, dan pusara. Tak jarang ada orang manganan (membawa makanan tertentu) untuk dimakan bersama di situ, setelah terlebih dulu mereka memanjatkan doa-doa (dan mantera?).
Sejumlah pejabat karier serta pejabat publik tak sedikit yang datang dan mengikuti warga kebanyakan yang memercayai petilsan-petilasan tersebut memiliki dan bisa mendatangkan kekuatan, sehingga mempermudah mereka mendapat apa yang diinginkan. Misalnya dengan mandi di sumber/mata air Tieng, yang terapat di bawah mata air Bunton (mata air utama/yang paling tinggi lokasinya dari Sungai Gelis).
Di luar legenda dan mitos-mitos tersebut, juga ada mitologi yang berujud kebendaan dan kasat mata. Adalah ruas bambu yang di dalamnya berisi air, Pring Trembelang namanya. Air yang terdapat di dalam ruasan bambu ini, diyakini mengandung banyak khasiat dalam konteks penyembuhan penyakit fisiologis maupun penyakit di luar medis.
‘’Pring Trembelang tak mudah didapat. Adanya di ketinggian puncak atau jurang, yang banyak di sekitar Puncak Sangalikur. Dalam satu dapur (rumpun) bambu, paling yang merupakan Pring Trembelang dua hingga lima batang. Dan, dari bambu ini, yang merupakan Pring Trembelang hanya dua sampai tiga ruas,’’ ungkap Sutrisno.
Mungkin karena faktor tingkat kesulitan dalam memperoleh, Pring Trembelang harganya tak ada pasarannya. Bisa sangat mahal, ketika orang yang hendak membelinya sangat membutuhkannya. (Yit/Hoery-Portal)
Longsor dan Banjir Bandang Besar di Rahtawu
Tahun 1964
Longsor 6 rumah roboh, 6 orang hilang, 12 orang meninggal
Tahun 1993
Banjir Bandang Arus Sungai Gelis melompati jembatan yang berketinggian 7 meter dari dasar sungai, di dekat petilasan Eyang Sakri
Tahun 2001
Tahun 2001
Banjir bandang Sungai Gelis meluap, menjungkalkan jembatan di dekat petilasan Eyang Sakri
Tahun 2014 (20 Januari – 24 Januari)
Longsor dan banjir bandang 16 rumah hanyut, terkubur, roboh rata tanah, 21 rumah rusak berat dan ringan, dua mushala roboh, satu punden (makam keramat) roboh. 1 jembatan hanyut, dua ruas jalan putus di tiga titik, longoran menutup jalur utama Kudus – Rahtawu di Dukuh Gingsir 
(Sumber Wawancara, diolah)

Sabtu, 11 Oktober 2014

"Taman Oasis" Tempat nongkrong favoritnya warga kudus




Di kota kudus terdapat sebuah taman yang menjadi salah satu taman favorit bagi muda-mudi maupun keluarga. Taman Oasis milik salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia ini berada di Desa Gondangmanis Kecamatan Bae Kabupaten Kudus tepatnya di dekat Universitas Muria Kudus (UMK). Walaupun taman Oasis Djarum ini merupakan milik dari PT Djarum, namun Oasis ini bukan hanya sekedar blok dengan bangunan pabrik saja tetapi juga komplek perkantoran, mall,dan berbagai fasilitas umum untuk karyawan maupun untuk tamu tamu yang berkunjung.

Pada taman ini kita bisa melihat banyak pohon dan bunga yang ditanam tertata rapi dan sepacang tugu monumen yang dibuat berbentuk unik. Seiap harinya, taman yang berada di jalan masuk superblok Oasis dipadati muda-mudi. Ada yang hanya sekedar bersantai, nongkrong bersama, foto-foto, dan tak sedikit orang tua yang juga mengajak anaknya menikmati hijaunya pepohonan di taman. Apalagi pada saat bulan puasa, banyak yang mengisi waktu senggang sembari menunggu waktu berbuka puasa atau istilah gaulnya yaitu ngabuburit. Puncak keramaian terjadi pada hari minggu, dimana banyak warga kudus yang menghabiskan waktu untuk berolahraga seperti bersepeda ataupun jogging.
Taman yang dibangun di jalan sepanjang sekitar 500 meter itu juga memiliki taman yang lebih indah di bagian dalam,termasuk lokasi perkantoran dan pabrik. Namun, hanya orang tertentu saja yang diperbolehkan masuk. Warga umum hanya diperbolehkan menikmati taman di sepanjang jalan masuk saja.

Suasana taman pada malam hari

Suasana taman pada siang hari

Orang Terkaya di Indonesia Adalah Orang Kudus


Daftar top 10 kali ini akan membahas 10 orang indonesia yang masuk dalam daftar orang terkaya di Dunia. Sebenarnya ada 19 orang indonesia yang masuk dalam daftar orang terkaya Menurut majalah Forbes, pada tahun ini ada sekitar 1.645 orang terkaya di dunia. Bila kekayaan mereka dijumlah, totalnya mencapai sekitar USD 6,4 triliun, atau setara dengan Rp 74.431 triliun. Manusia tertajir di dunia masih dipegang oleh Bill Gates yang memiliki aset mencapai USD 76 miliar atau setara Rp 881,3 triliun. Bisa sobat bayangkan mau diapakan itu duit.

Nah, dari 1.645 orang terkaya tersebut ada 19 di antaranya merupakan orang Indonesia. Yang paling kaya adalah Budi Hartono. Menurut Forbes, bos rokok Djarum dan BCA kelahiran Kudus itu memiliki USD 7,6 miliar (Rp 87,9 triliun) loh. Berikut ini adalah 10 nama-nama orang indonesia yang masuk dalam daftar Forbes sebagai orang terkaya di dunia:

1. R Budi Hartono - USD 7,6 miliar

Robert Budi Hartono atau yang memiliki nama asli Oei Hwie Tjhong, lahir di Kudus, Semarang pada tanggal 28 April 1941. Ia merupakan anak kedua dari pendiri perusahaan Djarum yaitu Oei Wie Gwan. Robert merupakan keturunan Tionghoa. Kakaknya bernama Michael Bambang Hartono alias Oei Hwie Siang. R Budi Hartono berada di urutan ke 173 dari 1.645 jumlah orang terkaya di dunia yang memiliki kekayaan sebanyak USD 7,6 miliar.


2. Michael Bambang Hartono - USD 7,3 miliar

Michael Bambang Hartono, kelahiran Semarang, 2 Oktober 1939, menjadi nakhoda PT Djarum sepeninggal Ayahnya Oei Wie Gwan pada tahun 1963. Bersama adiknya Robert Budi Hartono, ia membangun perusahaan Kretek yang didirikan Ayahnya di Kudus 21 April 1951. Kedua bersaudara ini berhasil membawa PT Djarum sebagai salah satu perusahaan kretek yang dikenal masyarakat. Sekarang ini lebih dari 75.000 karyawan terlibat aktif dalam produksi kretek yang tersebar di beberapa pabrik seputaran Kudus. Michael Hartono berada di urutan ke 184 dari 1.645 jumlah orang terkaya di dunia yang memiliki kekayaan sebanyak USD 7,3 miliar


3. Chairul Tanjung - USD 4 miliar

Chairul Tanjung (lahir di Jakarta, 16 Juni 1962; umur 51 tahun) adalah pengusaha asal Indonesia. Namanya dikenal luas sebagai usahawan sukses bersama perusahaan yang dipimpinnya, Para Group. Chairul telah memulai berbisnis ketika ia kuliah dari Jurusan Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Sempat jatuh bangun, akhirnya ia sukses membangun bisnisnya. Perusahaan konglomerasi miliknya, Para Group menjadi sebuah perusahaan bisnis membawahi beberapa perusahaan lain seperti Trans TV dan Bank Mega. Chairul Tanjung berada di urutan ke 375 dari 1.645 jumlah orang terkaya di dunia yang memiliki kekayaan sebanyak USD 4 miliar

4. Sri Prakash Lohia - USD 3,5 miliar

Sri Prakash Lohia adalah pendiri dan ketua Indorama Corporation. Indorama Corporation adalah perusahaan petrokimia dan tekstil. Lohia lahir dan besar di India, tetapi menghabiskan sebagian besar masa hidup profesionalnya di Indonesia sejak tahun 1974. Sri Prakash Lohia berada di urutan ke 446 dari 1.645 jumlah orang terkaya di dunia yang memiliki kekayaan sebanyak USD 3,5 miliar

5. Peter Sondakh - USD 2,8 miliar

Peter Sondakh, beralih yang semula berbisnis properti di saat mengalami kelesuan ke bisnis batu bara di era reformasi. Bukan tanpa perhitungan, Peter Sondakh melalui PT. Golden Eagle Energy nya berhasil masuk industri bahan tambang. Ia menjadi orang terkaya nomor 8 versi Forbes, total kekayaanya sekitar Rp. 24, 7 triliun. Ia adalah CEO Rajawali Group, perusahaan yang berjaya dari masa orde baru dan reformasi. Peter Sondakh berada di urutan ke 609 dari 1.645 jumlah orang terkaya di dunia yang memiliki kekayaan sebanyak USD 2,8 miliar

6. Mochtar Riady & family - USD 2,5 miliar

Mochtar Riady (lahir di Kota Malang, 12 Mei 1929; umur 84 tahun) adalah seorang pengusaha Indonesia terkemuka, pendiri dan presiden komisaris dari Grup Lippo. Ia banyak dikenal orang sebagai seorang praktisi perbankan andal, serta salah seorang konglomerat keturunan Tionghoa-Indonesia telah yang berhasil mengembangkan grup bisnisnya hingga ke mancanegara. Mochtar Riady & family berada di urutan ke 687 dari 1.645 jumlah orang terkaya di dunia yang memiliki kekayaan sebanyak USD 2,5 miliar.

7. Sukanto Tanoto - USD 2,1 miliar

Sukanto Tanoto (lahir dengan nama Tan Kang Hoo di Belawan, Medan, 25 Desember 1949) adalah seorang pengusaha asal Indonesia. Ia adalah CEO Raja Garuda Mas, sebuah perusahaan yang berkantor pusat di Singapura dengan usaha di berbagai bidang, terutamanya kertas dan kelapa sawit. Sukanto Tanoto berada di urutan ke 828 dari 1.645 jumlah orang terkaya di dunia yang memiliki kekayaan sebanyak USD 2,1 miliar
8. Bachtiar Karim - USD 2 miliar


Pria berusia 56 ini menjalankan bisnis perusahaan Musim Mas bersama saudaranya Burhan dan Bahari. Perusahaan tersebut bergerak di bidang minyak sawit. Perusahaan tersebut memiliki sendiri kapal, tankers dan terminal beserta salah satu pabrik minyak sawit terbesar di dunia. Sang ayah yakni Anwar mendirikan perusahaan Nam Cheong Soap Factory yang menjadi perusahaan terbesar pembuat sabun dan margarin. Bachtiar Karim berada di urutan ke 869 dari 1.645 jumlah orang terkaya di dunia yang memiliki kekayaan sebanyak USD 2 miliar
9. Theodore Rachmat - USD 1,85 miliar



Theodore P. Rachmat merupakan mantan mahasiswa Institut Teknologi Bandung dan menyandang gelar sarjana teknik mesin pada tahun 1968. Meskipun dia adalah keponakan dari pengusaha terkenal namun dia tidak hanya mengandalkan koneksi tetapi juga beliau rajin belajar dan berupaya sendiri. Pada awalnya beliau berusaha mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi yaitu PT Porta Nigra. Pendirian perusahaan itu dilakukan pada tahun 1970. Theodore tidak menjalankan perusahan tersebut sendiri tetapi dengan dibantu oleh kakaknya yang bernama Benedictus Purwanto Rachmat. Dia tidak serta merta menjadi pegawai untuk perusahaan-perusahaan pamannya. Akan tetapi mengawali kemampuan bisnsinya dengan melakukan magang di Gevehe B yang merupakan perusahan Belanda. Bahkan Theodore sempat menjadi salesman untuk alat berat di Allis Chalmers Astra. Berkat kemampuannya, akhirnya setelah bekerja selama satu tahun, beliau diangkat menjadi direktur PT Astra Honda Motor. Dari sinilah beliau memulai karirnya di Grup Astra. Pada tahun 1984 beliau diangkat sebagi Presiden Direktur untuk PT Astra Internasional. Theodore Rachmat berada di urutan ke 973 dari 1.645 jumlah orang terkaya di dunia yang memiliki kekayaan sebanyak USD 1,85 miliar

10. Tahir - USD 1,85 miliar

Dato’ Sri Prof. Dr. Tahir atau biasa akrab dipanggil Tahir saja, lahir di Surabaya, 26 Maret 1952; umur 61 tahun adalah seorang pengusaha di Indonesia, investor, filantropis, sekaligus pendiri Mayapada Group, sebuah holding company yang memiliki beberapa unit usaha di Indonesia. Unit usahanya meliputi perbankan, media cetak dan TV berbayar, properti, rumah sakit dan rantai toko bebas pajak/duty free shopping (DFS). Tahir berada di urutan ke 973 dari 1.645 jumlah orang terkaya di dunia yang memiliki kekayaan sebanyak USD 1,85 miliar setara dengan Theodore Rachmat.

Sumber : http://berbagi-10.blogspot.com/2014/03/10-orang-indonesia-terkaya-di-dunia-2014.html

Jumat, 10 Oktober 2014

Ikon Baru Kota Kudus "Gerbang Kudus Kota Kretek"



Tidak lama lagi Kudus akan tampil berbeda. Kota terkecil di jawa tengah ini membangun sebuah icon atau lambang identitas kota kudus yaitu kota kretek, bangunan ini terletak digerbang masuk yaitu perbatasan kota Kudus dengan kota Demak. Tampilan mentereng bakal tersaji ketika masuk ke Kota Kudus dari arah Semarang. Tepatnya di sebelah jembatan Tanggulangin, akan berdiri dengan megah sebuah monumen gerbang Kudus Kota Kretek.
Gerbang Kudus Kota Kretek atau GKKK adalah sebuah monumen berupa gerbang masuk kota yang berada di kawasan Taman Tanggul Angin, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus. Monumen ini melambangkan kota asal dari rokok kretek yaitu Kudus. Gerbang Kudus Kota Kretek ini diklaim termegah di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Pembangunan yang ditarget selesai selama tujuh bulan hingga akhir 2014 ini, menelan biaya sebesar Rp 16 miliar. Gerbang kota yang dinamai Gerbang Kudus Kota Kretek ini pembangunannya difasilitasi salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia, PT Djarum.
Gerbang Kudus Kota Kretek dibangun di kawasan taman Tanggul Angin. Kawasan tersebut, tepat di sebelah timur Jembatan Tanggul Angin, yang memisahkan Kabupaten Kudus dan Kabupaten Demak. Kawasan tersebut berada di Jalan R Agil Kusumadya, Kudus, yang berjarak sekitar 1 kilometer dari Terminal Induk Kudus.


Bentuk bangunan gerbang didesain menyerupai daun tembakau yang memayungi sisi kiri dan kanan ruas jalan. Tinggi bangunan Gerbang Kudus Kota Kretek, dirancang setinggi 12 meter dari permukaan jalan. Bangunan gerbang memiliki lebar 21 meter. Replika daun tembakau, akan dibuat menggunakan bahan stainless khusus yang didatangkan dari Australia. Replika daun tembakau memiliki 100 tulang dari bahan logam tersebut. Sebanyak 50 tulang terdapat di sisi kiri, dan 50 tulang terdapat di sisi kanan. Sedangkan struktur penyangga replika daun tembakau, didesain menyerupai bunga cengkeh. Terdapat dua replika bahan campuran rokok kretek tersebut, untuk menyangga struktur replika daun tembakau yang dibangun tepat di median jalan.
Tahap pembangunan Gerbang Kudus Kota Kretek telah dimulai sejak akhir 2013 lalu. Tahap awal dilakukan dengan membongkar bangunan lama di kawasan Taman Tanggul Angin. Bangunan tersebut, yakni replika Menara Kudus, yang telah lama menjadi ikon untuk menyambut pengendara yang memasuki wilayah Kudus. Kawasan Taman Tanggul Angin, terletak di jalur Pantura, yang merupakan jalan nasional. Gerbang tersebut diproyeksikan akan menjadi ikon baru Kota Kretek. Dengan bangunan gerbang futuristik tersebut, Kudus diharapkan bisa mengokohkan diri sebagai Kota Kretek. Karena, selama ini jargon tersebut memicu perdebatan di sejumlah kota lain di Indonesia, yang memiliki industri rokok besar. Perdebatan tersebut terkait klaim beberapa kota lain selain Kudus, sebagai kota pertama munculnya rokok kretek.